PENGARUH MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN DESA WISATA MENUJU DESTINASI MANDIRI DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH
Kata Kunci:
Modal Sosial, Desa Wisata, Pengembangan, Destinasi MandiriAbstrak
Pariwisata merupakan salah satu sektor strategis yang berkontribusi besar terhadap perekonomian daerah, termasuk di Pulau Lombok. Dalam rangka mengembangkan sektor ini, pemerintah Indonesia mendorong Pembangunan desa wisata sebagai strategi untuk meningkatkan daya tarik destinasi lokal dan memperkuat keterlibatan masyarakat. Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika yang terletak di Kabupaten Lombok Tengah memberikan dampak signifikan terhadap desa-desa di sekitarnya dalam mengembangkan potensi wisata. Desa wisata mandiri menjadi indikator keberhasilan pengembangan desa wisata, yang menekankan pentingnya kemandirian dan keberlanjutan. Modal sosial merupakan salah satu faktor penting dalam mendukung proses tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara modal sosial dan pengembangan desa wisata menuju destinasi mandiri, serta mengukur tingkat kesiapan desa wisata di Kabupaten Lombok Tengah. Metode yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif, dengan lokasi penelitian di dua desa wisata, yaitu Desa Rembitan dan Desa Selong Belanak. Jumlah sampel sebanyak 100 responden ditentukan berdasarkan populasi kedua desa menggunakan rumus Slovin dengan tingkat kesalahan 10%, dan dipilih secara purposive dengan kriteria keterlibatan atau pemahaman terhadap aktivitas pariwisata. Penelitian ini menggunakan kerangka teori modal sosial dari Robert D. Putnam, yang menekankan pentingnya jaringan sosial, norma, dan kepercayaan dalam membangun kapasitas kolektif masyarakat. Data dikumpulkan melalui wawancara terstruktur, observasi nonpartisipan, dan dokumentasi, kemudian dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan uji Chi Kuadrat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modal sosial memiliki hubungan signifikan terhadap pengembangan desa wisata. Variabel jaringan, norma, dan kepercayaan secara umum berhubungan signifikan, kecuali jaringan yang tidak menunjukkan hubungan signifikan terhadap indikator diversifikasi produk dan atraksi wisata. Secara keseluruhan, desa-desa wisata yang diteliti berada dalam kategori siap untuk berkembang menuju destinasi wisata mandiri.
Unduhan
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2025 M Alung Fachrezy, Azhari Evendi, Arif Nasrullah

Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.