Prosiding Seminar Nasional Mahasiswa Sosiologi https://proceeding.unram.ac.id/index.php/Senmasosio <p><strong>Prosiding Seminar Nasional Mahasiswa Sosiologi</strong> merupakan wadah publikasi artikel ilmiah hasil penelitian khususnya mahasiswa sosiologi dan mahasiswa yang mendalami bidang ilmu sosial pada umumnya dan telah melawati seminar. Pembahasannya mengusung kajian masyarakat Pesisir dan Kepulauan.</p> <p>Cakupan tema yang dibahas dalam prosiding ini antara lain; budaya, pendidikan, kesehatan, lingkungan, pariwisata, gender, konflik, pengembangan masyarakat, dan isu-isu popular lainnya. Hal ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih positif bagi daerah dan bermanfaat bagi masyarakat agar dapat mengurai berbagai permasalahan yang ada khususnya NTB dan umumnya Indonesia yang merupakan daerah kepulauan. Adapun terbitan akan dilakukan selama dua kali setahun yaitu pada bulan April dan Desember.</p> <p><strong>Website</strong> : <a title="Website Senmasosio" href="https://senmasosio.unram.ac.id/" target="_blank" rel="noopener">https://senmasosio.unram.ac.id/</a></p> Program Studi Sosiologi Universitas Mataram en-US Prosiding Seminar Nasional Mahasiswa Sosiologi EKSISTENSI DAN KONSTRUKSI SOSIAL TRADISI BASATUREN PADA MASYARAKAT SUMBAWA https://proceeding.unram.ac.id/index.php/Senmasosio/article/view/3443 <p>Tradisi <em>basaturen</em> merupakan manifestasi masyarakat dalam menghargai leluhur serta bentuk penghormatan terhadap nazar yang dibuat. Tradisi tersebut tetap eksis karena peran masyarakat dalam mengkonstruksikan kebudayaan dari generasi ke generasi.Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan penelitian studi kasus.Teori yang digunakan adalah teori tindakan sosial Max Weber dan teori konstruksi sosial Peter L Berger. Teknik pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik penentuan informan adalah purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Eksistensi budaya <em>Basaturen</em> terjadi karena nilai-nilai yang berkembang dan diyakini oleh masyarakat setempat. Masyarakat yang memaknai kewajiban tradisi Basaturen secara tidak langsung terus melaksanakan tradisi tersebut. Nilai-nilai yang diwariskan dari generasi ke generasi berperan dalam menjaga eksistensi serta bersifat sebagai bagian dari konstruksi sosial kebudayaan. 2) konstruksi terjadi karena nilai-nilai diyakini oleh masyarakat setempat. Budaya <em>basaturen</em> dikonstruksikan melalui tiga tahapan yaitu : karena adanya interaksi sosial dari masyarakat yang terus bertukar informasi tentang kebudayaan tersebut. Serta nilai dan norma yang dikembangkan dari generasi ke generasi menjadi pondasi untuk mendukung eksistensi kebudayaan di tengah perkembangan modernisasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kebudayaan dapat bertahan jika masyarakat menyadari pentingnya kebudayaan tersebut serta memperkenalkan tradisi tersebut kepada generasi berikutnya.</p> titin lestari Taufiq Ramdani Hafizah Awalia Copyright (c) 2025 titin lestari, Taufiq Ramdani, Hafizah Awalia https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2025-06-28 2025-06-28 3 1 1 10 IMPLEMENTASI RITUAL PELAYARAN DALAM KEMATIAN SUKU SASAK DESA SUKAREMA KECAMATAN LENEK KABUPATEN LOMBOK TIMUR https://proceeding.unram.ac.id/index.php/Senmasosio/article/view/3444 <p>Masyarakat suku Sasak di Desa Sukarema, Lombok Timur, memiliki tradisi ritual <em>pelayaran </em>kematian yang unik dan masih dilestarikan. Tradisi ini merupakan warisan turun-temurun sebagai bentuk penghormatan dan doa bagi almarhum agar diterima di sisi Allah SWT, sekaligus mempererat tali persaudaraan antar warga. Penelitian ini bertujuan mengkaji tahapan pelaksanaan dan makna simbol dari ritual <em>pelayaran </em>kematian tersebut. Penelitian ini menggunakan teori tindakan sosial Max Weber untuk menganalisis interaksi sosial yang terjadi dalam ritual, teori simbolisme dalam ritual pelayaran. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dengan teknik pengumpulan data observasi partisipatif, wawancara, dan dokumentasi. Data di analisis menggunakan teknik reduksi data, penyajian data, dan pengambilan kesimpulan. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa ritual <em>pelayaran </em>kematian dilaksanakan dalam tiga tahapan. Tahap persiapan meliputi penyiapan perlengkapan seperti dulang <em>talet mesan</em>, <em>dulang penamat </em>tempat ritual dan <em>mesilaq </em>mengundang para tamu. Tahap pelaksanaan mencakup pembacaan Surah <em>Yasin, Al-Waqiah </em>dan <em>Al-Mulk</em>, serta berdzikir dan berdoa berjamaah. Tahap penutup diakhiri dengan makan bersama secara <em>begibung</em>. Makna simbol dalam ritual ini beragam, seperti <em>mesilaq </em>melambangkan penghormatan dan silaturahmi, <em>mundaq </em>sebagai pemimpin ritual melambangkan keteraturan dan keberkahan, pembacaan surah-surah Al-Quran sebagai bentuk ibadah, serta makan <em>begibung </em>bermakna sebagai simbol kebersamaan.</p> Zuryatun Solihah Muhammad Arwan Rosyadi Taufiq Ramdani Copyright (c) 2025 Zuryatun Solihah, Muhammad Arwan Rosyadi, Taufiq Ramdani https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2025-06-28 2025-06-28 3 1 11 19 ADAPTASI DAN TRANSFORMASI: STUDI KASUS MANTAN PEKERJA ANAK PADA LAHAN TEMBAKAU DI DESA BOROK TOYANG https://proceeding.unram.ac.id/index.php/Senmasosio/article/view/3466 <p>Mantan pekerja anak yang keluar dari pekerjaan sebelumnya mengalami transisi atau transformasi dan adaptasi pada lingkungan baru. Fokus utama penelitian ini adalah untuk menggambarkan proses adaptasi dan transformasi sosial ekonomi yang dialami oleh mantan pekerja anak setelah keluar dari pekerjaan di sektor pertanian tembakau. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan cara mereduksi data, lalu menyajikan data dan menarik kesimpulan. Penelitian ini menggunakan teori modal sosial dari pierre Bordieu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah keluar dari pekerjaannya, para mantan pekerja anak mengalami transformasi sosial ekonomi yang meliputi perubahan dalam aspek pendidikan, keterampilan, dan jaringan sosial. Mantan pekerja anak juga mengalami adaptasi terhadap kehidupan baru dengan berbagai tantangan, seperti kesulitan menyesuaikan diri dalam pendidikan formal, tekanan ekonomi keluarga, serta stigma sosial. Faktor-faktor modal sosial, habitus, dan arena sebagaimana dikemukakan dalam teori Pierre Bourdieu, sangat mempengaruhi proses adaptasi dan transformasi mantan pekerja anak.</p> Sopiaty Sopiaty Solikatun Solikatun Nila Kusuma Copyright (c) 2025 Sopiaty Sopiaty, Solikatun Solikatun, Nila Kusuma https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2025-06-28 2025-06-28 3 1 20 32 EKSISTENSI PERAN DUKUN NGANAK DI ERA MODERN PADA MASYARAKAT SASAK DESA BAGIK PAYUNG SELATAN SURALAGA LOMBOK TIMUR https://proceeding.unram.ac.id/index.php/Senmasosio/article/view/3445 <p><em>Dukun nganak </em>adalah sebuah profesi yang berperan untuk membantu proses persalinan secara tradisional di kalangan masyarakat Desa Bagik Payung Selatan. Metode pengobatan tradisional yang diberikan oleh <em>dukun nganak </em>dianggap sebagai metode yang baik dan terus diterima oleh masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui eksistensi peran <em>dukun nganak </em>di era modern. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dengan sudut pandang teori eksistensialisme (Jean Paul Sartre). Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan penelusuran dokumen. Teknik penentuan informan menggunakan <em>purposive sampling. </em>Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan <em>dukun nganak </em>masih digunakan dan eksis hingga saat ini. Faktor-faktor tersebut adalah : nilai budaya seperti nilai sosial, religius, kepercayaan terhadap hal-hal magis dan adat di daerah setempat mempengaruhi pilihan pengobatan tradisional seperti <em>dukun nganak</em>. Biaya ke <em>dukun nganak </em>juga terjangkau, penggunaan metode tradisional dirasa aman dan nyaman oleh masyarakat dan dukungan masyarakat di era modernisasi seperti kepercayaan tradisional. Budaya dan keyakinan masyarakat menjadi penguat yang menopang peran <em>dukun nganak </em>agar tetap eksis di era modernisasi.</p> <p> </p> Alfisah Komariyati Hamidsyukrie Hamidsyukrie Khalifatul Syuhada Copyright (c) 2025 Alfisah Komariyati, Hamidsyukrie Hamidsyukrie, Khalifatul Syuhada https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2025-06-28 2025-06-28 3 1 33 49 FENOMENA AKSI BALAPAN LIAR PADA KALANGAN REMAJA https://proceeding.unram.ac.id/index.php/Senmasosio/article/view/3446 <p>Fenomena balap liar ini yang dimana semakin umum, Salah satu contohnya dapat ditemukan di Kota Mataram, khususnya di Jalan Udayana, dimana pelanggaran lalu lintas berupa balapan liar yang dilakukan pada malam hari hingga dini hari saat jalan sepi bagi pengendara atau fasilitas umum. Aktivitas ini dapat mengganggu masyarakat dan menyebabkan keresahan bagi masyrakat yang sedang beristirahat. Penelitian yang berjudul "Fenomena Aksi Balapan Liar Pada Kalangan Remaja (Studi Kasus: Jalan Udayana, Mataram) ini bertujuan untuk mengkaji tentang aksi remaja yang menjadi joki balap liar di kawasan udayana dan mengetahui aksi joki balap liar pada kalangan remaja di jalan udayana. Analisis teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori atau pemikiran Pierre Bourdieu tentang habitus x modal + ranah = praktik. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Dalam menentukan informan penelitian menggunakan Nonprobability Sampling dengan teknik Purposive Sampling. Unit Analisis dalam penelitiian ini adalah individu. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa balapan liar yang dilakukan dijalanan umum tidak sesuai dengan prinsip <em>safety riding </em>dengan risiko kecalakaan sangat tinggi, baik pengandara maupun orang lain. Fenomena aksi balap liar dikalangan remaja merupakan praktik sosial yang terdiri dari habitus suka menonton balap liar dan memodifikasi kendaraan dan memiliki 4 modal yang terdiri dari, modal ekonomi. modal sosial, modal budaya dan modal simbolik. Ranah atau arena yang dijadikan sebagai tempat pertarungan untuk memanfaatkan habitus dan modal yang dimiliki adalah jalan udayana mataram. Praktik remaja yang menjadi joki balap liar dilatar belakangi oleh pencarian identitas, pengakuan, dan adrenalin.</p> Lalu Agung Fernanda Maya Atri Komalasari I Dewa Made Satya Parama Copyright (c) 2025 Lalu Agung Fernanda, Maya Atri Komalasari, I Dewa Made Satya Parama https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2025-06-28 2025-06-28 3 1 50 65 ETOS KERJA PEREMPUAN BUGIS SELAYAR DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN EKONOMI KELUARGA https://proceeding.unram.ac.id/index.php/Senmasosio/article/view/1059 <p>Penelitian ini berjudul “Etos Kerja Perempuan Bugis Selayar dalam Pemenuhan Kebutuhan Ekonomi Keluarga” adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana etos kerja perempuan bugis selayar dan tindakan sosial dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga. Adapun tujuan yang ingin dicapai <em>pertama </em>mengidentifikasi etos kerja perempuan Bugis Selayar. <em>Kedua, </em>menganalisis tindakan sosial dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga. Penelitian ini menggunakan teori etika agama Max Weber dan teori tindakan sosial Max Weber. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif, pendekatan <em>verstehen</em>. Penentuan informan dalam penelitian yaitu dengan cara menentukan informannya sedikit kemudian menjadi membesar seperti bol salju (<em>snowball). </em>Adapun teknik pengumpulan data observasi lapangan, wawancara, dan dokumentasi, sedangkan analisis data dilakukan dengan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Keabsahan data menggunakan teknik triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa etos kerja perempuan Bugis Selayar, (1). Memiliki semangat kerja yang tinggi di dorong oleh, meningkatkan produktivitas, mengurangi stres, meningkatkan rasa percaya diri, membuka peluang baru, hemat dan cermat (2). Memiliki motivasi dalam bekerja, menjadi orang yang bermanfaat, meningkatkan kualitas hidup, saling menopang atu membantu, mencapai kemandirian finansial, aktualisasi diri dan keratif/inovatif, (3). Budaya dalam bekerja, budaya <em>siri’ </em>(harga diri), semangat berjuang, menjadi orang yang bermanfaat, berani merantau, gotong royong, kerja keras dan pantang menyerah (4). Pengalaman kerja, di dorong oleh faktor usia, umur -pekerjaan atau lama bekerja, dan faktor yang menjadi perhatian dalam bekerja adalah pendidikan, keterampilan, kondisi ekonomi dan budaya. Tindakan sosial dalam memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, meningkatkan akses terhadap pendidikan dan pelatihan bagi perempuan, meningkatkan kesadaran masyarakat pentingnya peran perempuan dalam keluarga. Empat tindakan sosial tindakan secara rasional instrumental, tindakan rasional nilai, tindakan afektif dan tindakan tradisional.</p> Andi Azwira Birata Syarifuddin Syarifuddin Khalifatul Syuhada Copyright (c) 2025 Andi Azwira Birata, Syarifuddin Syarifuddin, Khalifatul Syuhada https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2025-06-28 2025-06-28 3 1 66 71 TRANSFORMASI KONSEP DIRI DAN ADAPTASI NORMA BARU PADA PENDERITA TUBERKULOSIS (TBC) https://proceeding.unram.ac.id/index.php/Senmasosio/article/view/3468 <p>Tuberkulosis merupakan salah satu jenis penyakit yang telah mendunia dan memberikan dampak serius melalui infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Persebaran kasus terjadi karena ketidakpatuhan individu, namun terdapat pula gambaran individu yang juga patuh terhadap pencegahan dan pengobatan Tuberkulosis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengapa transformasi konsep diri dapat terjadi pada individu dan untuk mengeksplorasi adaptasi norma baru bagi individu.Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan desain penelitian studi kasus yang bertujuan untuk menggali lebih dalam terkait fokus penelitian kepada individu tertentu. Lokasi penelitian bertempat pada kelurahan Dasan Agung dengan indeks kasus dan kondisi lingkungan yang rentan terhadap persebaran Tuberkulosis Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi dengan teknik analisis menurut Miles dan Huberman yang meliputi Pengumpulan data, reduksi data, dan verifikasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa transformasi konsep diri dapat terjadi karena dua factor yaitu internal dan eksternal. Faktor internal adalah sebuah dorongan dari dalam diri individu yang muncul karena adanya symbol dan pemaknaan baru bagi individu sendiri (mind). Faktor eksternal adalah factor yang merujuk pada peran individu lain dalam memberikan motivasi serta proses social yang berimplikasi pada perubahan pikiran dan diri. Individu dengan konsep diri yang telah berubah dalam hal ini mampu menjalani adaptasi norma baru dengan baik seperti sudah bias membiasakan untuk rutin meminum obat, menghindari interaksi, dan lainnya walaupun masih sedikit sulit untuk dilakukan.</p> Nurholid Satriawan Nuning Juniarsih I Dewa Made Satya Parama Copyright (c) 2025 Nurholid Satriawan, Nuning Juniarsih, I Dewa Made Satya Parama https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2025-06-28 2025-06-28 3 1 72 88 RESIPROSITAS NELAYAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT https://proceeding.unram.ac.id/index.php/Senmasosio/article/view/3449 <p>Penelitian ini dilatarbelakangi adanya resiprositas nelayan budidaya rumput laut. Tujuan penelitian ini yaitu (1) menganalisis resiprositas nelayan budidaya rumput laut, (2) dan mengidentifikasi implikasi resiprositas nelayan budidaya rumput laut. Penelitian ini menggunakan Teori Resiprositas Polanyi. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Lokasi penelitian yaitu di Pulau Bajo Desa Kwangko Kabupaten Dompu, adapun unit analisis yaitu individu nelayan Pulau Bajo Desa Kwangko. Penentuan informan berdasarkan kriteria tertentu (purposive) terdiri dari informan kunci dan informan utama. Pengumpulan data menggunakan observasi terlibat dan wawancara mendalam. Analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Uji keabsahan data yang digunakan adalah triangulasi data, triangulasi teknik, dan triangulasi waktu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat dua bentuk resiprositas nelayan budidaya rumput laut di Kwangko yakni: resiprositas i umum dan ii) sebanding. (2) implikasi resiprositas umum nelayan budidaya rumput laut adalah memperkuat struktur sosial dan memperbesar rasa kebersamaan dalam konteks, sosial, ekonomi dan budaya sedang implikasi Resiprositas Nelayan sebanding adalah memperkuat struktur sosial yang adil dan fungsional terhadap kehidupan sosial, ekonomi dan budaya.</p> Nurma Nurma Muhammad Arwan Rosyadi Nila Kusuma Copyright (c) 2025 Nurma Nurma, Muhammad Arwan Rosyadi, Nila Kusuma https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2025-06-28 2025-06-28 3 1 89 103 MARGINALISASI PEREMPUAN PASCA TRADISI NGEROROD https://proceeding.unram.ac.id/index.php/Senmasosio/article/view/1061 <p>Penelitian ini bertujuan untuk meneliti bagaimana bentuk-bentuk marginalisasi perempuan pasca Tradisi <em>Ngerorod </em>dan mengapa marginalisasi dapat terjadi pada Perempuan yang melakukan Tradisi <em>Ngerorod. </em>Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Penentuan informan dalam penelitian ini ditentukan secara <em>Purposive </em>dengan informan penelitian sebanyak sepuluh orang. Adapun teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan. Teori yang digunakan dalam penelitian yaitu teori stigma Erving Goffman yang menyatakan bahwa stigma muncul ketika komponen-komponen yang ada di dalamnya muncul bersamaan, komponen tersebut dapat menjadi alat ukur dalam proses pemberian stigma hingga <em>dan Status lost discrimination. </em>Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk marginalisasi Perempuan yang ditimbulkan pasca tradisi <em>Ngerorod </em>yaitu stigma sosial, pemutusan hubungan keluarga, penghapusan hak waris, isolasi sosial, dan pemberian sanksi adat dan Perempuan yang melakukan Tradisi <em>Ngerorod </em>khususnya dari Suku yang berbeda yaitu antara Suku Sasak dan Suku Bali akan dianggap sebagai pelanggaran terhadap norma dan nilai yang ada di komunitas asalnya. Salah satu dampak dari terbentuknya stigma tersebut adalah munculnya marginalisasi terhadap Perempuan yang melakukan Tradisi <em>Ngerorod</em>. Secara adat, Masyarakat menganggap <em>Ngerorod </em>merupakan satu-satunya cara mengimplementasikan cinta yang disebabkan oleh adanya penolakan dari keluarga karena perbedaan Suku, nilai, dan norma di Masyarakat.</p> rizal hendri hemawan Nila Kusuma I Dewa Made Satya Parama Copyright (c) 2025 rizal hendri hemawan, Nila Kusuma, I Dewa Made Satya Parama https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2025-06-28 2025-06-28 3 1 104 125 PROSES MENJADI KONSUMTIF DI KALANGAN MAHASISWA UNIVERSITAS MATARAM DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMTIF https://proceeding.unram.ac.id/index.php/Senmasosio/article/view/3450 <p>Proses menjadi konsumtif pada mahasiswa universitas mataram dipengaruhi oleh banyak hal, mulai dari pergaulan sosial, individu. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumtif ini dapat dibedakan menjadi beberapa aspek, seperti pengaruh media sosial, status sosial yang ingin ditampilkan, serta kecenderungan untuk memenuhi kebutuhan emosional atau psikologis melalui konsumsi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Proses Menjadi Konsumtif Pada Mahasiswa Universitas Mataram dan mengetahui apa saja Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumtif. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif yang dilakukan melalui pendekatan studi kasus dengan melihat subjek penelitian secara subjek dan terperinci. Penelitian ini menggunakan metode <em>purposive sampling </em>dengan mengambil 12 informan yang dimana dibagi menjadi informan utama, informan kunci, dan informan pendukung. Proses perilaku konsumtif di kalangan mahasiswa Universitas Mataram dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk keinginan untuk diakui, tren mode yang berkembang, dan pengaruh sosial dari teman. Selain itu, adanya tekanan untuk memenuhi standar yang berlaku di lingkungan sosial kampus mendorong mahasiswa untuk melakukan pembelian secara berlebihan. Akibatnya, perilaku konsumtif ini tidak hanya mencerminkan kebutuhan pribadi, tetapi juga berfungsi sebagai sarana untuk menunjukkan eksistensi dan status sosial di kalangan mahasiswa.</p> Syifa Rizqi Fajri Anugrah Muktasam Muktasam Latifa Dinar Rahmani Hakim Copyright (c) 2025 Syifa Rizqi Fajri Anugrah, Muktasam Muktasam, Latifa Dinar Rahmani Hakim https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2025-06-28 2025-06-28 3 1 126 134 PERSEPSI SANTRI TERHADAP PERKAWINAN USIA ANAK DIPONDOK PESANTREN RIYADLUL ANWAR, DESA KATENG, LOMBOK TENGAH https://proceeding.unram.ac.id/index.php/Senmasosio/article/view/3451 <p>Fenomena Perkawinan usia anak masih menjadi masalah sosial yang dihadapi oleh negara, terkhusus di Nusa Tenggara Barat tercatat 16,09% pada tahun 2019 dan 16,61% pada tahun 2020. Perkawinan usia anak adalah pernikahan yang dilakukan oleh pasangan laki-laki dan Perempuan dibawah umur 19 tahun. Santri adalah orang yang mengemban Pendidikan dengan mempelajari ilmu agama secara mendalam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi santri Riyadlul Anwar terhadap perkawinan usia anak, serta faktor internal dan eksternal persepsi yang melatarbelakangi persepsi santri Riyadlul Anwar. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus, dengan Teknik pengumpulan data observasi, wawancara dan dokumentasi. Serta dianalisis menggunakan teknik analisis data interaktif Miles, Huberman, dan Saldana sehingga mendapatkan data yang absah dan valid. Hasil penelitian menunjukan adanya persepsi positif berupa untuk menghindari zina, fatalis, dan sebagai motivasi. Makna negatif berupa kemiskinan, ancaman bagi bayi dan ibu serta perceraian rumah tangga, melalui proses berpikir <em>(main) </em>dengan mengolah simbol yang didapatkan melalui interaksi, lalu diterima oleh diri <em>(self) </em>yang berupaya untuk mencoba mensimulasikan dirinya sebagai objek dan sebagai subjek serta persepsi tersebut disampaikan kepada masyarakat <em>(society) </em>melalui interaksi sehingga menciptakan simbol-simbol baru. Persepsi santri dilatarbelakangi oleh faktor internal berupa pengetahuan, ekonomi, jenis kelamin, dan psikologi. Faktor eksternal dilatarbelakangi oleh desa asal (budaya), teman bermain, dan lingkungan.</p> Muhammad Ulhusna Taufiq Ramdani Nila Kusuma Copyright (c) 2025 Muhammad Ulhusna, Taufiq Ramdani , Nila Kusuma https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2025-06-28 2025-06-28 3 1 135 142 PERGESERAN KEARIFAN LOKAL TATE KRAME PADA KALANGAN REMAJA DESA KOTARAJA, SIKUR, LOMBOK TIMUR https://proceeding.unram.ac.id/index.php/Senmasosio/article/view/3467 <p>Tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk mengetahui bagaimana bentuk-bentuk <em>Tate Krame</em>, proses terjadinya pergeseran dan faktor penyebab pergeseran kearifan lokal <em>Tate Krame</em>, serta peran kelompok elit (tokoh adat dan tokoh agama) dalam penguatan kembali <em>Tate Krame </em>pada kalangan remaja di Desa Kotaraja. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Teori yang digunakan dalam menganalisis temuan data dalam penelitian ini ialah teori AGIL dari Talcott Parsons. Penentuan informan dalam penelitian yang dilakukan menggunakan purposive dengan jumlah informan sebanyak tujuh orang. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sumber data yang dimanfaatkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Selanjutnya, untuk memastikan keabsahan data penelitian, digunakan teknik triangulasi meliputi triangulasi sumber, triangulasi teknik, dan trianggulasi waktu, serta Comfirmability. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk-bentuk dari kearifan lokal <em>Tate Krame </em>ada dua jenis, yaitu tata cara berbahasa dan bertingkah laku yang sesuai dengan <em>Tate Krame </em>di Desa Kotaraja. Proses pergeseran kearifan lokal disebabkan karena adanya faktor-faktor yang berasal dari dalam daan luar masyarakat di Desa Kotaraja. Adapun peran kelompok elit (tokoh adat dan agama) dalam penguatan kembali kearifan lokal <em>Tate Krame </em>yang ada tidak dapat berperan dengan baik.</p> riu zaenuddin Nuning Juniarsih Saipul Hamdi Copyright (c) 2025 riu zaenuddin, Nuning Juniarsih, Saipul Hamdi https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2025-06-28 2025-06-28 3 1 143 154 STRATEGI DALAM MENGATASI PERMASALAHAN REMAJA https://proceeding.unram.ac.id/index.php/Senmasosio/article/view/3455 <p>Masa remaja merupakan fase perkembangan yang rentan terhadap berbagai permasalahan, baik dalam aspek psikologis, sosial, maupun kesehatan reproduksi. Untuk mengatasi tantangan tersebut, pemerintah melalui Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menginisiasi Program Bina Keluarga Remaja (BKR), yang bertujuan untuk meningkatkan peran keluarga dalam mendidik, membimbing, dan membentuk karakter remaja. Penelitian ini bertujuan (1) menganalisis strategi dalam mengatasi permasalahan remaja (program Bina Keluarga remaja di Kampung KB Kelurahan Karang Baru Selatan Kota Mataram); (2) mengidentifikasi faktor pendorong dan penghambat dalam mengatasi permasalahan remaja (program Bina Keluarga remaja di Kampung KB Kelurahan Karang Baru Selatan Kota Mataram). Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan prosedur pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Adapun informan penelitian terdiri dari penyuluh program Bina Keluarga Remaja, pihak lurah, serta remaja yang terlibat dalam program. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) strategi yang diterapkan dalam Program BKR mencakup a) sosialisasi program Bina Keluarga Remaja; b) Gerakan Pembangunan Keluarga Sejahtera; c) Pemantauan dan Penerapan 8 Fungsi Keluarga yaitu cinta kasih, perlindungan, sosial budaya, agama, pendidikan, ekonomi, lingkungan dan reproduksi; d) Diskusi; e) Bermain Genre Kit yaitu ular tangga genre dan monopoli genre. Program ini juga memberikan pelatihan keterampilan bagi remaja untuk meningkatkan kemandirian dan mengurangi risiko pergaulan bebas. (2) Faktor pendorong dan penghambat dalam pelaksanaan program ini meliputi kurangnya partisipasi aktif anggota beserta program tersebut serta keterbatasan sumber daya dan fasilitas pendukung. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa Program Bina Keluarga Remaja di Kampung KB Karang Baru Selatan memiliki peran penting dalam membimbing remaja menghadapi permasalahan mereka. Namun, efektivitasnya masih perlu ditingkatkan melalui peningkatan keterlibatan keluarga, kelangsungan program yang efektif, serta penyediaan fasilitas yang memadai.</p> Anita Kardiyanti Nila Kusuma Khalifatul Syuhada Copyright (c) 2025 Anita Kardiyanti, Nila Kusuma, Khalifatul Syuhada https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2025-06-28 2025-06-28 3 1 155 163 KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE) MOLEK DALAM PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DI DESA LABUHAN HAJI KABUPATEN LOMBOK TIMUR https://proceeding.unram.ac.id/index.php/Senmasosio/article/view/3456 <p>Perempuan di Desa Labuhan Haji masih menghadapi permasalahan yang krusial tentang KDRT, pendidikan yang rendah, dan perempuan menjadi migran. Kelompok Usaha Bersama (KUBe) Molek dibentuk bertujuan untuk mengurangi permasalahan perempuan yang terjadi di Desa Labuhan Haji. Penelitian ini menggunakan teori ACTORS dari Cook dan Macaulay serta teori struktural fungsional Merton. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Penentuan informan dengan teknik <em>purposive</em> sampling. Teknik analisis data menggunakan kondensasi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Teknik keabsahan data menggunakan triangulasi sumber, teori dan metode. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam proses pemberdayaan perempuan dalam KUBe Molek perempuan diberikan wewenang (<em>Authority</em>) untuk membuka usaha sendiri dari rumah, perempuan juga diberikan pelatihan sehingga timbulnya rasa percaya diri (<em>Confidence and Competence</em>), anggota diberikan wewenang untuk menggunakan label sehingga menimbulkan rasa kepercayaan (<em>Trust</em>), perempuan diberikan kesempatan dalam akses pelatihan (<em>Opportunities</em>), anggota KUBe Molek memiliki tanggung jawab yang tinggi melalui produk yang dijual (<em>Responbilities</em>), sesama anggota dan ketua dengan anggota saling mendukung satu sama lain (<em>Support</em>). Fungsi manifes dalam KUBe Molek terlihat dalam perubahan ekonomi dan fungsi laten terlihat dalam perubahan sosial.</p> Janiatul Jannah Maya Atri Komalasari Hafizah Awalia Copyright (c) 2025 Janiatul Jannah, Maya Atri Komalasari, Hafizah Awalia https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2025-06-28 2025-06-28 3 1 164 181 PERSEPSI REMAJA TERHADAP GAME MOBILE LEGEND DI DESA KABAR KECAMATAN SAKRA KABUPATEN LOMBOK TIMUR https://proceeding.unram.ac.id/index.php/Senmasosio/article/view/3457 <p>Game <em>Mobile Legend </em>saat ini adalah salah satu game paling populer yang ada di Indonesia, hampir semua daerah di indonesia saat ini bermain game <em>Mobile Legend </em>tidak terkecuali remaja di desa Kabar game <em>Mobile Legend </em>bukan hanya game semata namun mempersepsikan dan memaknai game ini lebih dari sebuah game. Oleh karenanya penelitian ini bertujuan untuk memahami persepsi remaja terhadap game <em>Mobile Legend</em>s dan pola interaksi sosial yang terbentuk di dalamnya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, penelitian ini melibatkan observasi partisipatif dan wawancara mendalam dengan remaja, orang tua, dan tokoh masyarakat.Teori interaksionisme simbolik Mead digunakan untuk mencari tahu makna atau simbol pada suatu hal, hal itu dikarenakan penelitian ini ingin mencari tahu makna atau persepsi remaja di desa Kabar terkait game <em>Mobile Legend</em>. Hasil penelitian menunjukkan bahwa remaja di desa Kabar memiliki persepsi pada game <em>Mobile Legend </em>adalah sebuah permainan yang yang mudah dimainkan, permainan yang mempunyai gameplay yang menarik, dan permainan yang memberikan penghasilan karena dalam game <em>Mobile Legend </em>para pemain pro bisa menjadi joki yang bertugas menaikan rank dari pemain lain dengan bayaran yang lumayan. Interaksi antara pemain <em>Mobile Legend</em>s juga memperkuat hubungan sosial, menciptakan lingkungan positif. Baik dalam In-Game maupun Out-Game.</p> M Syatho Khoarizmi Siti Nurjannah I Dewa Made Satya Parama Copyright (c) 2025 M Syatho Khoarizmi, Siti Nurjannah, I Dewa Made Satya Parama https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2025-06-28 2025-06-28 3 1 182 193 DAMPAK PASCA PANDEMI COVID-19 TERHADAP POLA INTERAKSI SOSIAL SANTRI PUTRI https://proceeding.unram.ac.id/index.php/Senmasosio/article/view/3452 <p>Penelitian ini dilatarbelakangi dari fenomena aktivitas sosial santri di pondok pesantren selama pandemi covid-19. Dimana para santri dalam melakukan kegiatannya di pondok pesantren dengan berinteraksi. Di Pondok Pesantren Al-Kautsar Al-Gontory terdapat pola interaksi santri yang dibentuk oleh dua proses yaitu proses asosiatif (persatuan) dan proses disosiatif (perpecahan). Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dampak dampak pandemi covid-19 terhadap pola interaksi sosial yang terjalin antar santri putri, selain itu untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari pola interaksi yang terjadi selama pandemi covid-19 serta untuk mengetahui upaya pesantren dalam membentuk pola interaksi sosial pada santri putri selama pandemi. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori dari John Lewis Gillin dan Jhon Phillip Gillin mengenai bentuk-bentuk interaksi sosial yaitu proses asosiatif (kerjasama, akomodasi dan asimilasi) dan proses disosiatif (kompetisi, kontravensi dan konflik). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Teknik dalam pengumpulan data dalam penelitian ini berupa observasi, wawancara, dan studi kepustakaan atau dokumentasi. Adapun analisis data yang digunakan yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan verifikasi data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa selama pandemi covid-19 pola interaksi yang terjalin antar santri putri terdapat dua bentuk yaitu proses asosiatif yang mengarah kepada persatuan (kerjasama, akomodasi, dan asimilasi) dan proses disosiatif yang mengarah kepada perpecahan (kompetisi, kontravensi, dan konflik). Dampak yang ditimbulkan selama interaksi berlansung yaitu dampak positif dan dampak negatif. Sejauh ini upaya pesantren untuk menjaga dan membentuk pola interaksi santri putri selama pandemi dengan melakukan kegiatan 5M yaitu mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas</p> Siti Halisa Rosiady Husaenie Sayuti Nuning Juniarsih Copyright (c) 2025 Siti Halisa, Rosiady Husaenie Sayuti, Nuning Juniarsih https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2025-06-28 2025-06-28 3 1 194 208 RASIONALISASI PEKERJA ANAK PADA USAHA TANI TEMBAKAU https://proceeding.unram.ac.id/index.php/Senmasosio/article/view/3458 <p>Pekerja anak pada sektor usaha tani tembakau di Pulau Lombok kerap kali melibatkan anak sebagai tenaga kerja dalam proses produksi tembakau mulai dari penanaman hingga pasca panen. Di Desa Pandan Wangi, Kecamatan Jerowaru, anak-anak mulai bekerja pada proses pembibitan, penanaman, perawatan tanaman, panen, hingga pasca panen. Penelitian ini membahas terkait pekerja anak pada usaha tani tembakau di Desa Pandan Wangi, Kecamatan Jerowaru, Kabupaten Lombok Timur. Penelitian ini menyoroti rasionalisasi pekerja anak, faktor pendorong anak bekerja, dan risiko pekerjaan yang dihadapi oleh anak. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus, dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan adanya keterlibatan anak untuk bekerja pada setiap tahapan proses produksi tembakau, mulai dari pra-tanam, penanaman, perawatan, panen, pasca panen, dan penjualan. Faktor terbesar yang mendorong anak untuk bekerja adalah kebutuhan ekonomi dan budaya “betulung” atau tolong menolong sesama, kemudian adanya ajakan dari pemilik tembakau dan bersosialisasi dengan teman sebaya juga menjadi alasan anak untuk bekerja. Risiko yang dihadapi anak ketika bekerja sebagian besar adalah dampak fisik dan pendidikan, serta potensi risiko kecelakaan kerja dan dampak psikologis.</p> Alifiyan Rizki Naufal Muhayadi Nila Kusuma Ika Wijayanti Copyright (c) 2025 Alifiyan Rizki Naufal Muhayadi, Nila Kusuma, Ika Wijayanti https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2025-06-28 2025-06-28 3 1 209 222 PERUBAHAN PERILAKU REMAJA PADA KOMUNITAS GAME ONLINE DI DESA MAMBEN DAYA https://proceeding.unram.ac.id/index.php/Senmasosio/article/view/3454 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis penyebab remaja menggemari game online dan bentuk perubahan perilaku remaja. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Jenis data yang digunakan yaitu data primer dan sekunder, teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi partisipan, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat (1) faktor penyebab remaja menggemari game online yakni; 1. pengaruh teman sebaya, 2. jenis game yang bervariatif, 3. wadah berkelompok, 4. berkeinginan menjadi pro player, dan 5. sebagai hiburan, serta (2) bentuk perubahan perilaku yang terjadi pada remaja akibat bermain game online, yakni; 1. perubahan emosional, 2. memiliki banyak teman dalam dunia virtual, 3. perubahan kondisi fisik, 4. Perilaku konsumtif, 5. yang berakibat hubungan remaja dengan orang tua dan lingkungan menjadi renggang.</p> Abdul Karim Munzil Muhammad Arwan Rosyadi Azhari Evendi Copyright (c) 2025 Abdul Karim Munzil, Muhammad Arwan Rosyadi, Azhari Evendi https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2025-06-28 2025-06-28 3 1 223 237 GAYA HIDUP GENERASI MUDA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENULARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS (TB) https://proceeding.unram.ac.id/index.php/Senmasosio/article/view/3447 <p>Tuberkulosis menjadi salah satu penyakit menular yang masih menjadi tantangan kesehatan global karena sifatnya yang mudah menular dan berdampak besar terhadap kesehatan masyarakat. Penelitian ini membahas mengenai Gaya Hidup Generasi Muda dan Implikasinya Terhadap Penularan Tuberkulosis (TB): Studi Kasus di Kecamatan Ampenan, Kota Mataram dan berfokus pada faktor gaya hidup seperti kebiasaan merokok, begadang, dan interaksi sosial di lingkungan dengan tingkat kepadatan tinggi yang dapat mempengaruhi penyebaran TB. Selain itu, penelitian ini difokuskan pada perilaku generasi muda yang mencakup pengetahuan, sikap, dan tindakan terkait TB. Pendekatan penelitian menggunakan metode kualitatif dengan desain studi kasus. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi, dengan informan yang terdiri dari kader kesehatan, keluarga pasien TB, serta pasien TB berusia 1G-30 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya hidup generasi muda cenderung mengarah pada gaya hidup yang kurang sehat, seperti merokok, begadang, dan beraktivitas hingga larut malam di lingkungan yang cukup padat. Gaya hidup tersebut dipengaruhi oleh rendahnya pengetahuan tentang kesehatan, sikap yang cenderung abai, serta tindakan yang dilakukan secara spontan tanpa mempertimbangkan risiko. Implikasi dari gaya hidup tidak sehat ini yaitu pada meningkatnya risiko penularan penyakit menular, khususnya Tuberkulosis.</p> Rena Tilla Qur’aini Lalu Wiresapta Karyadi Latifa Dinar Rahmani Hakim Copyright (c) 2025 Rena Tilla Qur’aini, Lalu Wiresapta Karyadi, Latifa Dinar Rahmani Hakim https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2025-06-28 2025-06-28 3 1 238 247 RELASI SOSIAL MASYARAKAT PENGRAJIN DI INDUSTRI GERABAH https://proceeding.unram.ac.id/index.php/Senmasosio/article/view/3459 <p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis relasi sosial masyarakat pengrajin di Industri Gerabah di Desa Penujak, Kecamatan Praya Barat, Kabupaten Lombok Tengah. Urgensi dalam penelitian ini yaitu melihat berbagai permasalahan yang dihadapi oleh industri gerabah mencakup kurangnya akses terhadap bahan baku berkualitas, rendahnya keterampilan generasi muda dalam kerajinan gerabah, serta penurunan minat masyarakat terhadap produk lokal. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode studi kasus, untuk mengungkapkan relasi sosial antara pemilik modal, buruh, pengepul, dan pembeli dalam konteks industri kerajinan gerabah. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa relasi sosial di antara para pengrajin ditandai oleh nilai-nilai seperti kejujuran, transparansi, dan tolong-menolong, yang menjadi landasan penting dalam interaksi ini. Kepercayaan dan kerjasama merupakan dua aspek penting dalam relasi sosial masyarakat pengrajin di industri gerabah. Kepercayaan yang terjalin di antara para pihak memperkuat kerjasama dan meningkatkan keberlanjutan usaha kerajinan gerabah. Kerjasama yang efektif melibatkan komunikasi yang baik dan dukungan timbal balik, di mana pemilik modal memberikan kualitas terbaik dalam produksi, sementara pengepul membantu memasarkan produk ke pasar yang lebih luas. Namun, penelitian juga mengidentifikasi berbagai kendala yang dihadapi, termasuk keterbatasan akses terhadap modal, tantangan dalam pemasaran, dan persaingan yang semakin ketat.</p> Islahul Umur Solikatun Solikatun Ika Wijayanti Copyright (c) 2025 Islahul Umur, Solikatun Solikatun, Ika Wijayanti https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2025-06-28 2025-06-28 3 1 248 266 PENGARUH MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN DESA WISATA MENUJU DESTINASI MANDIRI DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH https://proceeding.unram.ac.id/index.php/Senmasosio/article/view/3460 <p>Pariwisata merupakan salah satu sektor strategis yang berkontribusi besar terhadap perekonomian daerah, termasuk di Pulau Lombok. Dalam rangka mengembangkan sektor ini, pemerintah Indonesia mendorong Pembangunan desa wisata sebagai strategi untuk meningkatkan daya tarik destinasi lokal dan memperkuat keterlibatan masyarakat. Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika yang terletak di Kabupaten Lombok Tengah memberikan dampak signifikan terhadap desa-desa di sekitarnya dalam mengembangkan potensi wisata. Desa wisata mandiri menjadi indikator keberhasilan pengembangan desa wisata, yang menekankan pentingnya kemandirian dan keberlanjutan. Modal sosial merupakan salah satu faktor penting dalam mendukung proses tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara modal sosial dan pengembangan desa wisata menuju destinasi mandiri, serta mengukur tingkat kesiapan desa wisata di Kabupaten Lombok Tengah. Metode yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif, dengan lokasi penelitian di dua desa wisata, yaitu Desa Rembitan dan Desa Selong Belanak. Jumlah sampel sebanyak 100 responden ditentukan berdasarkan populasi kedua desa menggunakan rumus Slovin dengan tingkat kesalahan 10%, dan dipilih secara purposive dengan kriteria keterlibatan atau pemahaman terhadap aktivitas pariwisata. Penelitian ini menggunakan kerangka teori modal sosial dari Robert D. Putnam, yang menekankan pentingnya jaringan sosial, norma, dan kepercayaan dalam membangun kapasitas kolektif masyarakat. Data dikumpulkan melalui wawancara terstruktur, observasi non partisipan, dan dokumentasi, kemudian dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan uji Chi Kuadrat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modal sosial memiliki hubungan signifikan terhadap pengembangan desa wisata. Variabel jaringan, norma, dan kepercayaan secara umum berhubungan signifikan, kecuali jaringan yang tidak menunjukkan hubungan signifikan terhadap indikator diversifikasi produk dan atraksi wisata. Secara keseluruhan, desa-desa wisata yang diteliti berada dalam kategori siap untuk berkembang menuju destinasi wisata mandiri.</p> M Alung Fachrezy Azhari Evendi Arif Nasrullah Copyright (c) 2025 M Alung Fachrezy, Azhari Evendi, Arif Nasrullah https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2025-06-28 2025-06-28 3 1 267 282 MOTIF REMAJA LAKI-LAKI BERMAIN GAME ONLINE PUBG MOBILE DI KELURAHAN MENALA KECAMATAN TALIWANG KABUPATEN SUMBAWA BARAT https://proceeding.unram.ac.id/index.php/Senmasosio/article/view/3464 <p>Game online banyak diminati oleh remaja di Indonesia, termasuk di Kelurahan Menala, Sumbawa Barat. Remaja di Kelurahan Menala yang kecanduan <em>game online PUBG Mobile </em>sebagian besar adalah laki-laki. <em>Game online PUBG Mobile </em>memiliki dampak negatif seperti begadang hingga larut malam, sulit dikelola dan menentang orang tua karena kecanduan bermain game online. Penelitian ini mengidentifikasi motif remaja bermain <em>game online PUBG Mobile </em>di Kelurahan Menala dan menganalisis dampak bermain game online. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Motive Teori oleh Alfred Schutz. Penelitian ini menggunakan Metode Kualitatif dengan pendekatan fenomenologis dengan teknik pengumpulan data, yaitu teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dalam penelitian ini adalah kondensasi data, penyajian data, dan kesimpulan yang ditarik. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa remaja yang memainkan game online <em>PUBG Mobile </em>memiliki beberapa motif, yaitu motif 'karena', hobi bermain game, ajakan teman, trend, dan pengaruh lingkungan sosial. Sementara itu, motif “untuk” <em>(in-order-to-motive) </em>antara lain ingin menjadi Professional <em>Player </em>dan <em>Streamer game PUBG Mobile. Game online PUBG Mobile </em>juga memiliki dampak negatif dan positif, yaitu dampak negatif dari bermain <em>game online PUBG Mobile </em>ini adalah susah diatur, begadang, kecanduan bermain game, bisa mengikuti kompetisi/turnamen sehingga dapat berdampak buruk bagi remaja. Namun dampak positifnya yaitu remaja yang memiliki kemampuan dan dedikasi dapat mengikuti turnamen <em>game PUBG Mobile</em>, membuka peluang untuk mengembangkan kemampuan serta meraih prestasi di bidang esport.</p> Veryan Kurniawanto Solikatun Solikatun Ika Wijayanti Copyright (c) 2025 Veryan Kurniawanto, Solikatun Solikatun, Ika Wijayanti https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2025-06-28 2025-06-28 3 1 283 295 STRATEGI ADAPTASI NELAYAN PADA KEGIATAN MELAUT DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN IKLIM https://proceeding.unram.ac.id/index.php/Senmasosio/article/view/3462 <p>Perubahan iklim memberikan dampak yang signifikan terhadap kehidupan masyarakat pesisir, khususnya nelayan kecil yang sangat bergantung pada hasil laut sebagai sumber utama mata pencaharian. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi adaptasi nelayan dalam menghadapi perubahan iklim di Desa Kuranji Dalang, Kecamatan Labuapi, Kabupaten Lombok Barat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi untuk memahami pengalaman subjektif para nelayan dalam menghadapi kondisi lingkungan yang berubah. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi non-partisipan, wawancara mendalam dengan informan utama, kunci, dan pendukung, serta dokumentasi lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nelayan di Desa Kuranji Dalang mengembangkan dua jenis strategi adaptasi, yaitu strategi aktif dan strategi pasif. Strategi aktif meliputi diversifikasi sumber penghasilan seperti menjadi buruh bangunan, berdagang, atau bekerja musiman; penyesuaian waktu dan lokasi melaut agar sesuai dengan kondisi cuaca; serta pengalihan alat tangkap untuk menyesuaikan dengan jenis ikan dan musim. Sementara itu, strategi pasif meliputi pengurangan frekuensi melaut saat cuaca ekstrem, ronda malam untuk menjaga perahu dari kerusakan akibat angin dan ombak, serta menaikkan perahu ke jalan raya untuk menghindari kerusakan akibat air pasang. Analisis menggunakan Teori Pilihan Rasional James S. Coleman menunjukkan bahwa keputusan adaptasi ini diambil berdasarkan pertimbangan rasional, di mana nelayan menimbang antara risiko dan manfaat dari setiap tindakan. Strategi ini merupakan bentuk upaya mempertahankan kelangsungan hidup mereka di tengah ketidakpastian akibat perubahan iklim.</p> Sintianti Dewi Syarifuddin Syarifuddin Latifa Dinar Rahmani Hakim Copyright (c) 2025 Sintianti Dewi, Syarifuddin Syarifuddin, Latifa Dinar Rahmani Hakim https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2025-06-28 2025-06-28 3 1 296 303 KONFLIK SOSIAL PADA MASYARAKAT KARANG GENTENG KELURAHAN PAGUTAN https://proceeding.unram.ac.id/index.php/Senmasosio/article/view/3463 <p>Penelitian ini dilatarbelakangi oleh daerah Karang genteng Pagutan yang rentan mengalami terjadinya konflik sosial, hal ini terjadi karena minimnya pengetahuan masyarakat pada dampak yang ditimbulkan dari adanya konflik sosial. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bentuk terjadinya konflik sosial antar kampung di Karang Genteng Pagutan dan untuk mengetahui langkah penanganan Konflik Sosial di Karang Genteng Pagutan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan Studi kasus. Teori yang digunakan yakni teori Lewis Coser. Peneliti menggunakan purposive dalam pemilihan informan. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berbagai konflik yang ada di lokasi penelitian antara lain konflik pertikaian antar kampung dan konflik antar suporter sepak bola yang merembet ke konflik antar kampung. Konflik sosial di Karang Genteng Pagutan disebabkan oleh masalah kesalahpahaman dan juga masalah pemuda yang sifatnya sepele. Adapun upaya yang telah dilakukan dalam penanganan konflik sosial yaitu mediasi antar pihak yang bertikai yang difasilitasi oleh pihak aparat dan pemerintah. Aparat dan pemerintah bergerak langsung dalam mengusut tuntas penyebab timbulnya konflik sosial tersebut dan mendamaikan pihak-pihak yang bertikai</p> M Dhia Hasanu Alfi Ika Wijayanti Nila Kusuma Copyright (c) 2025 M Dhia Hasanu Alfi, Ika Wijayanti, Nila Kusuma https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2025-06-28 2025-06-28 3 1 304 313