MENEKAN ANGKA STUNTING DENGAN PENCEGAHAN ANEMIA PADA REMAJA DI KELURAHAN TANJUNG, KEC. LABUHAN HAJI, LOMBOK TIMUR

Penulis

  • Nurpara Adila Universitas Mataram
  • Ruth Stella Petrunella Thei Universitas Mataram
  • Wafiyah Wafiyah Universitas Mataram
  • Raranta Asmara Universitas Mataram
  • Wahyudin Wahyudin Universitas Mataram
  • Indah Suryaini Universitas Mataram
  • Rijki Purnama S Universitas Mataram
  • Elvina Destiana Universitas Mataram
  • Vilia Rosalina Universitas Mataram
  • Lalu Prisma Akbar Universitas Mataram
  • Trei Rami Mandani Universitas Mataram

Kata Kunci:

Anemia, Stunting, Remaja Putri

Abstrak

            Anemia adalah suatu kondisi tubuh dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari normal. Anemia dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya defisiensi zat gizi   seperti   zat   besi,   asam   folat,   vitamin   B12,   protein   dan   perdarahan   serta   hemolitik. Prevalensi anemia di Indonesia sebesar 21.7%. Proporsi anemia pada wanita (23.9%) lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki (18.4%). Remaja putri dikatakan anemia jika kadar Hb<12 g/dl. Remaja putri lebih mudah menderita anemia dikarenakan remaja putri yang memasuki masa pubertas dan pertumbuhannya pesat  sehingga kebutuhan zat  besi meningkat. Gejala yang sering ditemui pada penderita anemia adalah 5L (Lesu, Letih, Lemah, Lelah, Lalai). Selain itu,  remaja putri  seringkali   melakukan  diet   yang  keliru   untuk  menurunkan   berat  badan   akibat kurangnya  pengetahuan,  diantaranya  mengurangi  asupan  protein  hewani  yang  dibutuhkan untuk pembentukan hemoglobin darah. Remaja putri yang mengalami haid juga kehilangan darah setiap   bulannya   sehingga  membutuhkan   zat  besi   dua   kali   lipat  lebih  besar.   Hal   tersebut menjadi   tantangan   tersendiri   di   kalangan   remaja   putri.   Anemia   pada   rematri   dapat menyebabkan konsentrasi belajar menurun sehingga prestasi belajar dan produktivitas kerja menurun. Anemia juga dapat menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah terkena infeksi. Akibat jangka panjang anemia pada remaja putri adalah saat masa kehamilan tidak mampu memenuhi   zat-zat   gizi   bagi   dirinya   dan   juga   janin   dalam   kandungannya   serta   dapat meningkatkan   frekuensi   komplikasi,   resiko   kematian   maternal,   angka   prematuritas,   dan BBLR. Mengingat dampak yang terjadi sebagai akibat anemia sangat merugikan untuk masa mendatang, maka usaha pencegahan   maupun perbaikan perlu dilakukan. Program pertama adalah suplementasi tablet tambah darah yang diwajibkan disetiap sekolah dengan dosis 1 tablet/minggu   maksimal 16 minggu dan mengonsumsi 1 tablet setiap hari  selama   masa haid/menstruasi. Selanjutnya mengonsumsi makanan tinggi Fe seperti hati, daging  merah, kuning telur dan ikan yang lebih dapat di serap tubuh (20 - 30%). Konsumsi vitamin C dan vitamin  A  diperlukan   guna   meningkatkan   penyerapan   zat   besi.  Konsumsi   kopi   dan   tehsesudah   makan   perlu   dihindari   karena   mengandung   tanin   dan   kafein   yang   menghambat penyerapan zat besi. Beri jeda minimal 1 jam setelah makan apabila ingin mengonsumsi kopi dan   teh.  Program  edukasi   yang   terintegrasi   dari   sekolah   maupun   pemerintah   juga   dapat menjadi solusi untuk masalah ini. Edukasi yang diberikan dapat berupa memasukkan satu kurikulum di sekolah tentang edukasi gizi, pembuatan games  edukasi dari pemerintah serta sosialisasi rutin guna  meningkatkan pengetahuan  remaja putri  mengenai anemia  sehingga dapat menurunkan angka anemia secara signifikan di seluruh daerah Indonesia

Unduhan

Diterbitkan

2023-06-10