MAKNA SIMBOLIK TRADISI BETETULAK PADA UPACARA ADAT DI DESA PENGADANGAN KECAMATAN PRINGGASELA KABUPATEN LOMBOK TIMUR
Keywords:
Makna Simbol, Betetulak, Upacara AdatAbstract
Ritual betetulak merupakan upacara adat Desa Pengadangan Kecamatan Pringgasela Kabupaten Lombok Timur yang dilakukan oleh masyarakat secara turun temurun. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui makna dan simbol yang terdapat pada setiap rangkaian acara dalam upacara adat betetulak. Penelitian ini mengunakan metode kualitatif, subjek yang terdapat dalam penelitian yakni masyarakat yang mengetahui sejarah betetulak, serta individu yang perperan pada rangkaian upacara adat. Teknik pengumpulan data mengunakan observasi participant, wawancara, dan dokumentasi. Teori dalam penelitian ini mengunakan Intraksionisme Simbolik yang dikemukakan oleh Herbert Mead. Hasil penelitian ini menunjukan terjadinya pergeseran makna pada tujuan diadakanya upacara adat betetulak pada masyarakat desa Pengandangan seiring dengan perkembangan zaman sebelumnya betetulak dimaknai sebagai (1) Do.a tolak bala, (2) sebagai bentuk ajakan/mengembalikan musibah/penyakit. Akan tetapi tujuan diadakanya betetulak pada saat ini sebagai mana diantanya (1) bentuk pelestarian budaya daerah, (2) sebagai program desa wisata dalam mendukung UMKM, (3) Sebagai Promosi desa wisata dalam iven “Pesona Budaya”. Adapun simbol simbol yang terkandung didalam rangkaian kegiatan berupa Daun sirih/Lekok, Gendang Belek, Ende dan penjalin, Dulang, dan begibung/duduk bersama. Masing-masing dari simbol-sombol tersebut memiliki makna-makna tertentu yang masih dipercaya oleh masyarakat Desa Pengadangan.