EKSISTENSI DAN REPRESENTASI PEREMPUAN MUDA DALAM RUANG PUBLIK SEKOLAH DI MADURA

Authors

  • Yenni Lu’luul Maftukhah Program Studi Sosiologi Universitas Trunojoyo Madura
  • Alfan Biroli Program Studi Sosiologi Universitas Trunojoyo Madura
  • Frisca Adelia Putri Program Studi Sosiologi Universitas Trunojoyo Madura
  • Suci Nanda Aspuji Program Studi Sosiologi Universitas Trunojoyo Madura
  • Laila Laila Program Studi Sosiologi Universitas Trunojoyo Madura
  • Wasiah Wasiah Program Studi Sosiologi Universitas Trunojoyo Madura

Keywords:

Identitas Perempuan, Kepemimpinan, Ruang Publik, Bias Gender, Partisipasi Sekolah

Abstract

Identitas dan kepemimpinan perempuan di ruang publik masih sering dipengaruhi oleh konstruksi sosial patriarkal serta bias gender yang membatasi partisipasi mereka. Sekolah, sebagai cerminan masyarakat, menjadi ruang penting untuk melihat bagaimana perempuan muda menegosiasikan identitas sekaligus membangun kepemimpinan. Penelitian ini dilakukan di SMAN 2 Bangkalan, Madura yang berfokus pada pengalaman seorang siswi yang memiliki dua peran strategis, yaitu sebagai ketua umum OSIS dan Duta gender. Kedua posisi ini memberikan gambaran bagaimana perempuan muda tidak hanya berpartisipasi, tetapi juga menjadi representasi perubahan pandangan terhadap peran perempuan di ruang publik. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami secara mendalam proses pembentukan identitas kepemimpinan, kesadaran gender, serta strategi adaptasi siswi tersebut dalam menghadapi tantangan baik struktural maupun kultural yang ada di sekolah. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif melalui pendekatan studi kasus. Data diperoleh dari wawancara mendalam, observasi kegiatan organisasi, serta analisis dokumen yang berkaitan dengan aktivitas kepemimpinan dan advokasi gender. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran ganda yang dijalankan siswi tidak hanya menjadi sarana pengembangan diri, tetapi juga mencerminkan adanya pergeseran cara pandang remaja terhadap kepemimpinan perempuan. Temuan ini menguatkan bahwa perempuan muda memiliki kapasitas untuk menjadi agen perubahan sosial dengan menegakkan nilai kesetaraan, keadilan gender, dan partisipasi aktif di ruang publik sejak dini. Kesimpulannya, sekolah memiliki peran signifikan dalam menciptakan lingkungan yang inklusif untuk menumbuhkan karakter, empati sosial, serta kepemimpinan yang berperspektif gender di tingkat pendidikan menengah.

Downloads

Published

2025-12-09