REPRODUKSI SOSIAL DAN PRAKTIK PERNIKAHAN DINI: ANALISIS STRUKTUR KEMISKINAN, BUDAYA, DAN AKSES PENDIDIKAN MASYARAKAT PESISIR SAMPANG MADURA
Keywords:
Reproduksi sosial, Pernikahan Dini, Pendidikan, Kemiskinan, BudayaAbstract
Fenomena pernikahan dini di wilayah pesisir Kabupaten Sampang merefleksikan bentuk reproduksi sosial yang kompleks antara struktur kemiskinan, nilai-nilai budaya, dan relasi kuasa dalam masyarakat Madura. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana praktik pernikahan dini dipertahankan melalui mekanisme reproduksi sosial yang berakar pada habitus kemiskinan dan sistem nilai kultural yang patriarkal. Penelitian ini menggunakan pendekatan etnometodologi. Studi ini menitikberatkan pada asumsi “subjektivitas” serta tindakan interpretatif yang memproduksi serta mengorganisir pengalaman sehari-hari melalui pandangan stakeholder meliputi struktur organisasi lembaga pendidikan dan perangkat pemerintahan daerah mengenai praktik pernikahan dini dalam konteks akses pendidikan, kemiskinan dan nilai-nilai budaya Madura. Sementara teori reproduksi sosial Bourdieu digunakan untuk membaca keterhubungan antara habitus, modal sosial, dan struktur objektif yang melanggengkan praktik tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pernikahan dini berakar pada pengalaman tubuh yang terikat pada kemiskinan, kehormatan, dan religiusitas. Habitus kemiskinan dan keterbatasan akses pendidikan menciptakan reproduksi simbolik yang menormalisasi praktik pernikahan dini sebagai jalan keluar dari kerentanan sosial. Di sisi lain, nilai budaya Madura yang menekankan kepatuhan terhadap otoritas keluarga dan tradisi memperkuat legitimasi moral atas praktik pernikahan dini. Fenomena ini menunjukkan bahwa reproduksi sosial pernikahan dini tidak hanya beroperasi melalui struktur objektif, tetapi juga melalui pengalaman subjektif yang terinkarnasi dalam tubuh dan kesadaran sosial masyarakat. Temuan ini menegaskan bahwa intervensi sosial perlu memperhitungkan dimensi struktural dan kultural secara simultan untuk mendorong transformasi sosial yang berkelanjutan.