KONSTRUKSI SOSIAL GELAR HAJI PADA MASYARAKAT KEKALIK JAYA, KECAMATAN SEKARBELA, KOTA MATARAM
Keywords:
Gelar Haji, Konstruksi Sosial, Prestise, Dampak, Kekalik JayaAbstract
Ibadah haji tidak hanya dimaknai sebagai kewajiban spiritual, tetapi juga sebagai simbol status sosial di tengah masyarakat Indonesia, termasuk di Kelurahan Kekalik Jaya, Kota Mataram. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses terbentuknya konstruksi sosial gelar haji serta dampaknya terhadap kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat setempat. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologis dengan Teori Konstruksi Sosial Peter L. Berger dan Thomas Luckman. Informan ditentukan dengan teknik purposive sampling, melibatkan masyarakat yang telah berhaji, tokoh agama, dan warga sekitar. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi non-partisipan, dan dokumentasi, kemudian dianalisis menggunakan model Miles, Huberman, dan Saldana dengan uji keabsahan melalui triangulasi sumber, metode, dan waktu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konstruksi sosial gelar haji di Kekalik Jaya terbentuk melalui proses eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi. Gelar haji tidak hanya berfungsi sebagai identitas religius, tetapi juga sebagai simbol status sosial dan kehormatan sosial yang memengaruhi pola komunikasi, peran keagamaan, dan posisi sosial individu. Masyarakat memberikan penghormatan khusus kepada orang bergelar haji, seperti penggunaan bahasa halus dan keterlibatan lebih besar dalam kegiatan keagamaan maupun sosial. Di sisi lain, gelar haji juga membawa beban moral dan ekspektasi tinggi, di mana individu diharapkan menjadi teladan dalam perilaku dan tutur kata. Secara ekonomi, tradisi syukuran haji dan peluang pasca-haji memberikan dampak finansial baik positif maupun negatif bagi keluarga dan lingkungan.