ANALISIS ALIRAN DAYA SISTEM KELISTRIKAN LOMBOK UNTUK MENGETAHUI PENGARUH SISIPAN GARDU INDUK MATARAM
DOI:
https://doi.org/10.29303/saintek.v6i1.941Keywords:
aliran daya, Newton-Raphson, profil tegangan, rugi daya, DigSILENT, GI MataramAbstract
Sistem distribusi sekunder penyulang Narmada dan Cemara yang dilayani oleh Gardu Induk Ampenan memiliki beban yang tinggi. Pertumbuhan beban pada dua penyulang tersebut terus meningkat sehingga dibangun gardu induk baru sebagai gardu sisipan yaitu Gardu Induk Mataram (GIM) untuk mengambil alih beban-beban pada penyulang tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil tegangan dan rugi daya dari analisis aliran daya Sistem Kelistrikan Lombok akibat sisipan GIM. Metode yang digunakan untuk analisis aliran daya adalah metoda Newton-Raphson pada program DigSILENT 15.1. Dua skenario simulasi yaitu, skenario pertama adalah kondisi sebelum sisipan GIM pada tahun 2021 dan skenario kedua adalah kondisi setelah sisipan GIM pada tahun 2023. Masing-masing skenario mensimulasikan dua kondisi pembebanan yakni pembebanan luar waktu beban puncak (LWBP) pada pukul 07:30 (WITA) dan waktu beban puncak (WBP) pada pukul 19:00 (WITA). Hasil penelitian menunjukkan rata-rata tegangan dengan rugi-rugi daya transmisi pada kondisi LWBP tahun 2021, dan 2023 adalah 154,35 kV dengan 313,1 kW dan154,94 kV dengan 375,5 kW. Pada kondisi WBP rata-rata tegangan dengan rugi-rugi daya transmisi adalah 151,94 kV dengan 770,6 kW, dan 153,61 kV dengan 822 kW. Jatuh tegangan dengan rugi-rugi daya pada penyulang Narmada dan Cemara kondisi LWBP tahun 2021, dan 2023 adalah 1,046 kV dengan 190 kW dan 1,17 kV dengan 143 kW, dan 0,82 kV dengan 157 kW dan 0,405 kV dengan 22 kW. Pada kondisi WBP jatuh tegangan dengan rugi-rugi daya pada penyulang Narmada dan Cemara adalah 1,404 kV dengan 235 kW dan 1,455 kV dengan 177 kW, dan 0,952 kV dengan 166 kW dan 0,497 kV dengan 27 kW. Sisipan GIM menyebabkan perubahan arah aliran daya transmisi dari PLTMGU Lombok Peaker dan PLTU LED. Gardu Induk Mataram mampu meningkatkan kapasitas penyaluran yang lebih efisien.