AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI AIR EKSTRAK ETANOL PEGAGAN (CENTELLA ASIATICA L.) TERHADAP BAKTERI PSEUDOMONAS AERUGINOSA
DOI:
https://doi.org/10.29303/saintek.v6i1.926Keywords:
Antibakteri, MDR, Patogen, Pegagan, PseudomonasAbstract
Bakteri Pseudomonas aeruginosa merupakan bakteri yang bersifat patogen pada manusia. Bakteri ini memiliki morbiditas yang tinggi pada pasien dengan kekebalan tubuh yang lemah serta memiliki kemampuan resistensi yang tinggi terhadap beberapa jenis antibiotik. Maka usaha menemukan jenis antibiotik bagi bakteri ini sangat dibutuhkan. Pegagan (Centella asiatica L.) merupakan tanaman herba yang memiliki senyawa flavonoid, tanin, saponin, alkaloid, terpenoid, fenol, dan glikosida. Senyawa-senyawa ini telah diketahui sebagai antibakteri. Pegagan telah dikonsumsi sebagai minuman herbal dan aman bagi manusia. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis aktivitas antibakteri ekstrak etanol fraksi air pegagan terhadap bakteri P. aeruginosa. Metode yang digunakan pada penelitian ini bersifat true experimental laboratories dan analisis pengaruh aktivitas antibakteri menggunakan uji post-test only control group design. Ekstraksi pegagan menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 96%, kemudian dilanjutkan dengan proses fraksinasi air. Hasil ekstraksi fraksinasi air dilakukan pengujian aktivitasnya terhadap bakteri P. aeruginosa dengan menggunakan metode difusi cakram. Konsentrasi ekstrak pegagan yang digunakan terdiri dari 5000 ppm, 7500 ppm, dan 10000 ppm. Kontrol positif meggunakan kolistin 10µg serta kontrol negatif menggunakan DMSO 10%. Hasilnya menunjukkan bahwa ekstrak pegagan pada semua konsentrasi yang diuji mampu menghambat pertumbuhan bakteri P. aeruginosa dengan terbentuknya zona bening berturut-turut sebesar1.46 mm, 1.66 mm dam 1.87 mm. Pada kontrol positif dengan colistin membentuk zona bening sebesar 7.3 mm dan kontrol negatif DMSO 10% tidak membentuk zona bening. Hasil analisis statistika dengan Kruskal-Wallis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh konsentrasi ekstrak fraksi air terhadap diameter zona hambat bakteri. Namun, pada uji Post hoc dengan Mann-Whitney menunjukkan bahwa seluruh konsentrasi tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Maka, penggunaan pelarut yang tepat pada proses fraksinasi memungkinkan untuk dapat menghasilkan senyawa yang efektif dapat menghambat pertumbuhan bakteri P. aeruginosa.