IDENTIFIKASI FAKTOR RESIKO KEJADIAN MALARIA DI PESISIR PANTAI PULAU LOMBOK
DOI:
https://doi.org/10.29303/saintek.v6i1.916Keywords:
malaria, tren API, faktor resiko, case control, cause-effect relationshipAbstract
Malaria merupakan penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat global. Salah satu dampak yang nyata adalah pada perkembangan sosial dan ekonomi dalam masyarakat. Indonesia adalah salah satu Negara di Asia Tenggara yang sebagian besar wilayahnya masih menjadi daerah endemis malaria. Di kawasan Nusa Tenggara Barat tren API mengalami peningkatan dari 0.41 pada tahun 2015 menjadi 0.42 pada tahun 2016. Tujuan penelitian ini adalah menganalisa faktor risiko kejadian malaria dan mengukur besarnya berbagai faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian malaria di pulau Lombok. Penelitian ini menggunakan desain case control dengan mencari hubungan seberapa jauh faktor risiko meliputi lingkungan dalam rumah, lingkungan luar rumah dan perilaku mempengaruhi terjadinya penyakit (cause-effect relationship) malaria. Kelompok kasus adalah semua orang yang dinyatakan malaria klinis sedangkan kelompok kontrol adalah semua orang yang dinyatakan bebas malaria. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 134 responden, sampel kasus dan kontrol diambil secara acak sebanyak masing-masing 67 orang dengan cara matching. Hasil analisis bivariate didapatkan faktor risiko kasa ventilasi rumah (OR= 3,71, 95% CI= 1,808-7,597), kebiasaan menggunakan kelambu (OR= 5,82, 95% CI = 2,728 – 12,433) dan kebiasaan menggunakan obat anti nyamuk waktu tidur (OR = 3,43, 95% CI = 1,666 – 6,970). Dari analisis multivariate didapatkan faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian malaria yaitu keberadaan kasa nyamuk ventilasi, kebiasaan menggunakan kelambu, kebiasaan menggunakan obat anti nyamuk waktu tidur. Apabila seorang tinggal di rumah yang tidak terpasang kasa nyamuk pada ventilasinya, tidur tanpa menggunakan kelambu dan tanpa menggunakan obat anti nyamuk memiliki probabilitas/kemungkinan terkena risiko malaria sebesar 10%.