PENGARUH JARAK TANAM DAN PUPUK HAYATI MIKORIZA TERHADAP KOMPONEN HASIL PADI BERAS HITAM ANTAR BERBAGAI TEKNIK BUDIDAYA SISTEM IRIGASI AEROBIK DAN KONVENSIONAL
DOI:
https://doi.org/10.29303/saintek.v7i1.3429Keywords:
Padi beras hitam, sistem aerobik, jarak tanam, mikoriza, pupuk hayatiAbstract
Aplikasi pupuk hayati mikoriza pada padi sistem irigasi aerobik dilaporkan signifikan meningkatkan hasil padi beras merah maupun padi beras hitam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jarak tanam dan pupuk hayati mikoriza terhadap hasil dan komponen hasil padi beras hitam antar berbagai teknik budidaya sistem aerobik dan konvensional. Percobaan dilaksanakan di lahan percobaan milik Fakultas Pertanian Unram di Narmada, yang ditata menurut Rancangan Split Split Plot dengan tiga blok dan tiga faktor perlakuan, yaitu teknik budidaya padi (T1= sistem irigasi aerobik (SIA) tanpa penutup tanah, T2= padi SIA disisipi Crotalaria, T3= padi SIA dengan mulsa plastik, T4= padi SIA disisipi putri malu, T5= padi SIA disisipi pinto peanut, T6= padi konvensional) sebagai petak utama, aplikasi pupuk hayati mikoriza (M0= tanpa, M1= dengan mikoriza) sebagai anak petak, dan jarak tanam padi (J1= 20, J2= 10 cm) sebagai anak anak-petak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil gabah kering per rumpun atau per m2 lebih tinggi pada sistem irigasi aerobik daripada konvensional, yang didukung oleh jumlah malai dan jumlah gabah berisi per malai yang lebih tinggi pada sistem irigasi aerobik. Aplikasi pupuk hayati mikoriza dan jarak tanam yang lebih longgar juga meningkatkan hasil gabah per rumpun, tetapi hasil gabah per m2 menjadi lebih tinggi pada jarak tanam yang lebih sempit. Berdasarkan nilai koefisien korelasi, komponen hasil yang paling tinggi kontribusinya dan positif terhadap hasil gabah per rumpun adalah jumlah malai per rumpun dengan nilai R2 = 82.3% (p-value <0.001), disusul jumlah gabah berisi per malai, sedangkan persentase jumlah gabah hampa berkorelasi negatif dan signifikan.