SIKAP PENDIDIK KLINIS TERHADAP KOLABORASI INTERPROFESI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN
DOI:
https://doi.org/10.29303/saintek.v5i1.230Keywords:
Kolaborasi interprofesional, sikap, pendidik klinis, tenaga kesehatanAbstract
Sikap dan persepsi individu memengaruhi kemauan dan perilakunya dalam bekerja sama dengan profesi kesehatan lain. Hal ini merupakan target awal yang diharapkan dari intervensi pendidikan interprofesional. Penelitian ini bertujuan untuk menilai sikap tenaga kesehatan terhadap kolaborasi interprofesi dan hubungannya dengan faktor demografis serta riwayat pendidikan dan pelatihan interprofesi. Penelitian ini merupakan studi potong lintang. Responden adalah pendidik klinis di fakultas kedokteran dan rumah sakit yang mengikuti pelatihan pendidik klinis. Sikap terhadap kolaborasi interprofesional dinilai dengan kuesioner Attitude Toward Health Care Team (ATCHT). Analisis statistik hubungan sikap dengan faktor demografis, profesi, dan riwayat mendapatkan pembelajaran dan pelatihan IPE dilakukan menggunakan SPSS. Empat puluh satu pendidik klinis berpartisipasi dalam penelitian ini: 22 (53.7%) perempuan, dengan rerata usia 40 tahun (± 7,6). Mayoritas responden adalah dokter (82,9%) dan sisanya perawat. Sebanyak 65,9% pernah mendapatkan pembelajaran interprofesi selama pendidikan formal, namun hanya 34,1% yang pernah mengikuti pelatihan interprofesi. Median skor total ATCHT adalah 55 (42 – 68) dari skala maksimal 70. Sikap terhadap kolaborasi interprofesi berkorelasi signifikan dengan usia responden namun tidak dengan jenis kelamin. Koefisien korelasi usia dengan skor total ATCHT adalah 0,481 (p = 0,001 uji Spearman’s rho). Tidak ada hubungan signifikan antara riwayat pembelajaran atau pelatihan IPE dengan skor total ATCHT. Usia dan sikap terhadap kolaborasi interprofesi menunjukkan korelasi positif dengan kekuatan sedang yang berarti tenaga kesehatan yang lebih senior menunjukkan sikap yang lebih baik dibandingkan yang lebih muda.