PENYULULUHAN TENTANG MANFAAT PROKASIH BERWAWASAN RAMAH LINGKUNGAN DENGAN PENDEKATAN KULTUR DAN BUDAYA MASYARAKAT DI DESA PENIMBUNG LOMBOK BARAT
Keywords:
sungai, prokasih, perumahan, hulu, hilirAbstract
Berbagai kejadian banjir yang terjadi awal tahun 2022 seiring dengan dinamika pembangunan sektor perumahan di Nusa Tenggara Barat Umumnya dan di Kabupaten Lombok Barat khususnya yang terjadi di Desa Penimbung Kecamatan Gunung Sari maka terjadi konversi lahan basah (wet land) yang cukup tinggi di wilayah pengembangan untuk fungsi bangunan. Dengan kondisi luas wilayah perumahan mengalami perubahan, tentu akan menimbulkan dampak positif dan negatif terhadap wilayah tersebut. Sebagai salah satu dampak negatifnya adalah peningkatan koefisien limpasan air hujan/air permukaan (surface run off) akibat tertutupnya permukaan tanah yang tadinya berfungsi sebagai daerah resapan air ataupun tempat parkir air (retarding pond) dan proses infiltrasi air hujan berkurang sehingga debit limpasan air hujan semakin besar dan berpotensi menimbulkan genangan dan banjir pada wilayah tersebut. Kabupaten Lombok Barat merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Barat yang mengembangan sektor perumahan dan memiliki Daerah Aliran Sungai (DAS) yang termasuk kritis diantaranya adalah Daerah Aliran Sungai Meninting dan DAS Midang dimana penebangan hutan daerah hulu yang tak terkendali memicu cepatnya perubahan tata guna lahan sehingga terjadi percemaran lingkungan sungai yang sangat meningkat. Sebagai upaya pemerintah untuk mengendalikan daya rusak air, diperlukan langkah-langkah penanganan non-fisik melalui usaha konservasi, memelihara keberadaan sungi dengan membangun bendungan, keberlanjutan, sifat, dan fungsi sungai agar alirannya tersedia dalam kuantitas dan kualitas yang memadai. Hal mendesak dan sangat perlu dilakukan adalah melakukan penyuluhan-penyuluhan secara kontinyu kepada masyarakat setempat dalam menunjang sektor perumahan di Wilayah Lombok Barat. Salah satu tuntutan peran perguruan tinggi yaitu melalui program pengabdian pada masyarakat ini dapat diperoleh landasan dasar untuk menentukan konsep bentuk perlakuan pendekatan kultur dan budaya masyarakat yang dipakai dalam menanggulangi Program Mitigasi Kebencanaan dengan penerapan Program Prokasih yang berkelanjutan. Dengan adanya pembinaan dan penyuluhan yang berkelanjutan dalam suatu Daerah Aliran Sungai dari hulu sampai hilir dapat menunjang sektor perumahan yang berwawasan ramah lingkungan dengan sistem “Tri Hita Karana” yaitu sistem lingkungan yang terpadu dan berlangsung secara berkelanjutan. Dengan pendekatan ini nantinya dapat dijadikan bahan rekomendasi untuk menentukan skala prioritas penanganan Program Prokasih di Wilayah Kabupaten Lombok Barat dalam menunjang Program Nasional.