PENGUATAN WATAK DAN BUDAYA TERTIB BERLALULINTAS PADA USIA DINI DENGAN METODE BERMAIN SAMBIL BELAJAR BAGI SISWA TK DWIJENDRA DI KOTA MATARAM
Keywords:
keselamatan, kecelakaan, tertib berlalulintas, usia diniAbstract
Kecelakaan merupakan suatu rentetan kejadian yang tidak disengaja dan terjadi di jalan atau tempat yang terbuka untuk umum yang mengakibatkan kematian, luka atau kerusakan harta benda dan digunakan untuk lalulintas kendaraan (National Safety Council, 1996), sementara menurut Austroad (2002) dalam Indriastuti, A. K. dkk (2008), secara umum factor utama yang paling berkontribusi dalam kecelakaan lalulintas antara lain factor manusia (pengemudi). Berdasarkan data Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat, terlihat bahwa dari tahun 2015 hingga 2023 kecelakaan dan pelanggaran yang melibatkan sepeda motor cukup tinggi, dengan tingkat falatitas > 400 orang meninggal pertahun, dengan lebih dari 1600 kejadian kecelakaan, yang mana jumlah kecelakaan dan pelanggaran lalulintas yang melibatkan sepeda motor sampai lebih dari 76% (>75%), dan didominasi pengendara laki-laki. Hal ini memberikan indikasi bahwa ketidak-tertiban sikap pengendara sepeda motor di ruas jalan berpotensi untuk menyebabkan terus meningkatnya kejadian kecelakaan dan pelanggaran lalulintas tiap tahunnya. Lengah, Tidak Disiplin serta Melanggar Batas Kecepatan, adalah 3 (tiga) faktor utama penyebab kejadian kecelakaan, yang harus mulai dibenahi dengan perbaikan sikap mental pengendara tersebut. Pengendara di Kota Mataram dari sejak usia dini sampai mampu mengendarai kendaraan bermotor (memiliki SIM), masih lemah pemahamannya tentang tatacara berlalulintas yang tertib dan berkeselamatan yang tinggi di jalan raya. Pembelajaran pengenalan perangkat keselamatan berlalulintas dijalan raya sejak usia dini adalah suatu bagian yang cukup penting dilakukan, sehingga saat mereka dewasa dan sebagai pengendara atau pengguna sepeda motor (usia >17 tahun), mereka sudah memiliki pemahaman berkeselamatan dan kemampuan pengendalian kendaraan secara lebih baik. Pendidikan usia dini sebagai cara pengenalan informasi keselamatan lebih awal agar dimasa mendatang mereka lebih siap saat berkendaraan di jalan raya. Metode pemberian pembelajaran pengenalan fasilitas keselamatan dan tata cara berlalulintas dijalan, melalui cara bermain sambil belajar, tentu adalah metode efektif dalam penyampaian target capaian yang diharapkan. Namun karena masih usia dini ini, ada sedikit kesulitkan dalam menarik fokus perhatian mereka yang lebih lama. Metode seperti ini untuk anak usia dini harus terus-menerus disampaikan secara berkesinambungan agar potensi pelanggaran dalam berkendaraan dijalan raya yang berdampak pada kecelakaan saat mereka dewasa dapat diminimalisir, sehingga secara tidak langsung terciptanya tertib berlalulintas di wilayah Kota Mataram dapat terwujud